indotim.net (Selasa, 14 November 2023) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyebut Net Interest Margin (NIM) atau pendapatan bunga bersih bank di Indonesia sangat tinggi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NIM perbankan dalam negeri mencapai 4,89% pada Januari 2023.
Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara mengatakan NIM perbankan di Indonesia sangat tinggi karena memperhitungkan biaya operasional atau operational cost. Contohnya untuk biaya operasional kantor hingga sumber daya manusia (SDM).
“Operational cost, bank punya cabang dari Sabang sampai Merauke, punya berapa ribu pegawai, dan ada komponen provisi, kredit bermasalah. Kemudian baru di bawahnya menjadi profit setelah dikurangi dengan pajak,” kata Mirza dalam Focus Group Discussion di Balikpapan, ditulis Sabtu (4/3/2023).
Mirza mengakui biaya operasional bank dalam negeri saat ini memang masih cukup tinggi. Selain itu, biaya provisi atau pencadangan untuk kredit macet atau non-performing loan (NPL) juga menjadi penyebabnya. Hal inilah yang seharusnya dapat ditekan oleh bank.
“Ketika kita berbicara tentang persentase kredit macet yang normal di Indonesia, itu berkisar antara 2,5-3%. Jika kita bisa mengurangi angka kredit macet menjadi 1%, tentu saja biaya operasional bank akan berkurang,” jelasnya.
Mirza mengungkapkan bahwa ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh perbankan untuk menekan biaya operasional. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi dan melakukan digitalisasi sebagai upaya mengurangi biaya operasional kantor dan sumber daya manusia.
Terkait provisi, bank perlu mampu menekan NPL (Non-Performing Loan). Menurut Mirza, bank harus memperoleh informasi yang cukup sebelum memberikan kredit. Salah satunya adalah dengan menggunakan lembaga biro kredit.
“Semakin banyak informasi yang diperoleh mengenai kredit, bank dan lembaga pembiayaan dapat memperoleh profil calon debitur. Semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin efisien prosesnya,” katanya.
Arti Bunga Foxglove: Ketidaktulusan dan Ambisi dalam Lalat Pucat
Mengenal Keistimewaan Bunga Kitolod, Yuk! Ciri, Manfaat dan Seluk Beluk Phenakospermum guyannense
Mirza berpendapat bahwa jika perbankan dalam negeri mampu menekan NPL di bawah 2% secara stabil, maka secara otomatis biaya operasional juga turun.
“Bagaimana bisa menurunkan pendapatan bunga? Kompetisi. Semakin banyak bank yang memberikan KPR (Kredit Pemilikan Rumah), suku bunga KPR seharusnya menjadi lebih rendah. Semakin banyak bank yang memberikan kredit korporasi, suku bunga kredit korporasi bisa lebih rendah. Semakin banyak bank yang memberikan kredit usaha mikro, hal tersebut akan memicu kompetisi,” jelasnya.
Kesimpulan
Presiden Jokowi mengatakan bahwa pendapatan bunga bersih bank di Indonesia sangat tinggi, dengan NIM perbankan mencapai 4,89% pada Januari 2023. Hal ini disebabkan oleh biaya operasional bank yang tinggi, seperti biaya kantor dan SDM, serta provisi untuk kredit macet. Untuk menekan biaya operasional, perbankan perlu melakukan digitalisasi dan menggunakan teknologi. Selain itu, penekanan NPL dan penggunaan lembaga biro kredit juga dapat membantu mengurangi provisi. Jika NPL dapat diturunkan di bawah 2%, maka secara otomatis biaya operasional bank juga akan turun. Kompetisi di antara bank-bank juga dapat mempengaruhi suku bunga, sehingga semakin banyak bank yang memberikan kredit, suku bunga dapat lebih rendah.